Kamis, 21 Desember 2017

TREN BUAH TAHUN 2017-2018

Untuk menjadi petani buah yang tangguh, tidak boleh hanya latah atau ikut-ikutan saja. Petani tidak boleh hanya mengikuti tren pasar saja. Ketika pepaya mahal ikut tanam pepaya. Ketika jambu mahal ikut budidaya jambu. Dan apa yang terjadi selanjutnya.... ketika tren buah yang kita ikuti dah menjelang berakhir maka saat buah yang kita tanam panen.... harga sudah terjun bebas.

Agar menjadi petani buah yang sukses maka kita harus selalu memperhatikan pasar. Atau harus pintar membaca kebutuhan konsumen. Kita lihat buah apa yang ada dipasaran harganya masih mahal dan ketersediaan masih minim. Buah tersebut yang perlu kita tanam. 

Menurut pengamatan penulis untuk tahun 2017-208 masih ada beberapa buah yang harganya akan tetap tinggi dipasaran diantaranya adalah buah jeruk, durian, jambu air, mangga, jambu kristal, klengkeng. Sedangkan buah yang saat ini belum ngetren dan baru akan ngetren ditahun 2017-2018 adalah jeruk lemon kalifornia. Saat ini kebutuhan jeruk lemon masih tinggi dan belum banyak petani yang menanamnya... makanya harganya selangit (Rp.40.000/ kg) ditingkat konsumen.  Penyedia bibitnyapun juga masih minim maka harga bibitnya juga masih tinggi... masih bisa mencapai Rp.20.000. 

Sedangkan untuk jambu kristal, karena bibit sangat luar biasa banyak dan petani juga banyak yang menanam makanya harganya bisa terjun bebas. Oleh karena itu harap hati-hati bagi petani yang mau tanam jambu kristal, karena ada kemungkinan harga akan turun. Saat ini harga jambu kristal ditingkat petani sekitar Rp.10.000. Oleh karena itu kalau mau menanam jambu kristal kalau bisa jangan terlalu banyak. 



Melihat tren harga berbagai tanaman buah tersebut, maka sebaiknya untuk saat ini tanamlah jeruk lemon kalifornia. Jika saat ini anda tanam jeruk lemon, maka kemungkinan besar anda akan mendapatkan harga yang masih tinggi. Tapi perlu diwaspadai juga janganlah tanam buah ini terlalu banyak karena tren jeruk lemon juga nggak akan lama.

Yang jelas kalau mau aman silahkan tanam buah durian dan klengkeng. Kedua buah tersebut masih selalu terjaga harganya. Tentunya patokan harga tersebut adalah di pulau jawa, untuk wilayah diluar pulau jawa kita tidak punya referensi.

Demikian info singkat tentang tren buah ditahun 2017-2018, semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan inspirasi para petani buah.

PENYAKIT PECAH BATANG PISANG

Salam Tani !!! Pada minggu lalu ada pesan masuk ke HP maspary yang menanyakan tentang hama penyakit tanaman pisang. Petani tersebut heran karena beberapa batang tanaman pisangnya pecah tanpa sebab yang jelas. Oleh karena itu beliau menanyakan tentang penyebab dan cara mengatasi batang pisangya yang pecah tersebut. Perkiraan beliau tanaman pisangnya pasti terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur atau bakteri tertentu yg belum diketahui.  



Maspary sendiri juga belum punya pengalaman tentang hal tersebut, maka pertanyaan tersebut saya share ke grup paguyuban Bawor Tani (grup praktisi pertanian Kabupaten Banyumas). Dari pertanyaan tersebut di jawab oleh  2 orang anggota grup yang dah mahir dalam bertani tanaman pisang yaitu Bapak Salimin dan Bapak Kartun Kartono. Ternyata jawaban keduanya sama. Bahwa penyebab batang tanaman pisang pecah adalah karena terlalu banyak unsur N terutama dari pupuk kimia. Jadi memang itu merupakan respon tanaman pisang yang terlalu banyak meyerap nitrogen.  

Tanaman pisang yang terlalu banyak unsur nitrogen akan menyebabkan tanaman menjadi sukulen dan sangat mudah terserang penyakit. Terutaman tanaman pisang akan sangat mudah terserang jamur Fusarium oxysphorum dengan gejala batang menjadi busuk dan pecah, daun layu dan buah tidak enak dimakan.

Setelah tahu penyebabnya tentu kita langsung bisa menyimpulkan cara mengatasinya. Dan memang cara mengatasinya tidaklah sulit justru malah bisa menghemat biaya. Dengan perlakuan pemberhentian pemberian pupuk kimia ketika tanaman pisang sudah mencapai umur 3 bulan sangat efektif mengendalikan penyakit pecah batang pisang. 

Selain itu pembuatan irigasi atau draenase  yang baik sangat dibutuhkan tanaman agar batang pisang tidak mudah busuk. Pemberian unsur Kalium secara berimbang juga sangat diperlukan agar tanaman pisang bisa tumbuh sehat.

Memang benar bahwa penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh OPT (organisme pengganggu tanaman) yang menyerang tanaman tersebut. Ternyata penyakit pada tanamam  bukan hanya disebabkan oleh bakteri, jamur atau mungkin organisme saja. Ketidak seimbangan tanaman dalam menyerap pupuk atau unsur hara atau nutrisi juga bisa menyebabkan penyakit. 

Dari pertanyaan tersebut bisa kita simpulkan bahwa tanaman membutuhkan nutrisi atau makanan dalam jumlah cukup. Tidak kurang dan tidak lebih. Jika kelebihan juga bahaya bagi tanaman karena bisa mematikan tanaman, kekurangan unsur hara juga bisa menyebabkan tanaman kurus dan tidak tumbuh normal. Selain itu pemberian hara yang tidak sesuai kebutuhan tanaman akan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak sehat dan sangat mudah terserang penyakit maupun hama. 

Penggambarannya yang mudah adalah sebagai berikut. Ibarat makan kita perlu sehari tiga kali masing-masing satu piring. Jika kita makan sehari sekali namun langsung 3 atau 4 piring tentu kita akan kekenyangan, makanan sulit dicerna lambung dan usus kita dan akhirnya akan menyebabkan sakit perut. 

Saya kira informasi tentang penyebab penyakit tanaman pisang yang pecah batangnya sudah jelas, mudah-mudahan bisa menambah ilmu atau wawasan pertanian bagi pembaca semua. Dan semoga tulisan ini bisa bermanfaat dunia akherat bagi kita semua. Amiiii.


Sukses Petani Indonesia !!

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)

Pemanasan global menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan ketidak teraturan musim, Selama 30 tahun terakhir terjadi peningkatan suhu global secara cepat dan konsisten sebesar 0,2oC per dekade, Sepuluh tahun terpanas terjadi pada periode setelah tahun 1990, Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani.
Dampak tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung melalui serangan OPT, fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan OPT merupakan beberapa pengaruh perubahan iklim yang berdampak buruk terhadap pertanian di Indonesia. Strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim dan serangan OPT merupakan salah satu aspek yang harus menjadi rencana strategi Departemen Pertanian dalam rangka menyikapi perubahan iklim, ancaman OPT setiap tahun terus terjadi, perkembangan hama dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung, terjadinya anomali musim, yakni masih adanya hujan di musim kemarau juga dapat menstimulasi serangan OPT.
Pemantauan terhadap dinamika serangan OPT yang dikaitkan dengan perubahan iklim merupakan upaya yang perlu direalisasikan sebagai upaya antisipasi, untuk masa yang akan datang, sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibangun, Sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) bagi petani dan kelompok tani merupakan kegiatan peningkatan kapasitas yang masih sangat relevan untuk dilakukan hingga saat ini. SLPHT telah ditingkatkan menjadi sekolah lapang iklim (SLI) bahkan berkembang menjadi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLPTT) dan Sekolah Lapang Pertanian, Untuk operasionalisasi implementasi sistem peringatan dini serangan OPT perlu ditunjang kelembagaan yang tepat dan kuat, Penelitian dan pengembangan tentang prediksi iklim serta pemodelannya harus terus dilakukan untuk mendukung peningkatan akurasi prediksi serangan OPT di masa yang akan datang.
Pemanasan global menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan ketidak teraturan musim. Perubahan iklim global masa yang akan datang, diperkirakan akan menyebabkan frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim akan meningkat. Iklim bumi sedang berubah secara cepat karena meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebagai akibat aktivitas manusia. Meningkatnya kandungan GRK menimbulkan efek GRK di atmosfir. Efek GRK ini menghambat pelepasan panas dari atmosfir yang menyebabkan suhu bumi meningkat.
Penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan suhu permukaan bumi sebesar 0,7oC sejak tahun 1900. Selama 30 tahun terakhir terjadi peningkatan suhu global secara cepat dan konsisten sebesar 0,2oC per dekade. Sepuluh tahun terpanas terjadi pada periode setelah tahun 1990. Tanda-tanda perubahan dapat dilihat pada mekanisme fisik maupun biologis. Sebagai contoh perpindahan berbagai spesies sejauh 6 km kearah kutub setiap dekade selama 30-40 tahun terakhir. (Root et al, 2005).
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Dampak tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung melalui serangan OPT.
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Sehingga tidak jarang kalau pada musim hujan petani banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman seperti penyakit kresek dan blas pada padi, sedangkan pada musim kemarau banyak masalah hama seperti penggerek batang padi, hama belalang kembara.
Peningkatan kejadian iklim ekstrim yang ditandai dengan fenomena banjir dan kekeringan, perubahan pola curah hujan yang berdampak pada pergeseran musim dan pola tanam, fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan OPT merupakan beberapa pengaruh perubahan iklim yang berdampak buruk terhadap pertanian di Indonesia.
Untuk mengurangi dampak buruk OPT terhadap produksi dan produktivitas tanaman, diperlukan upaya antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim dan serangan OPT merupakan salah satu aspek yang harus menjadi rencana strategi Departemen Pertanian dalam rangka menyikapi perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian yang tanggap terhadap variabilitas iklim sekarang dan akan datang. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu disusun program kerja yang sistematis dan terintegrasi untuk melaksanakan agenda adaptasi.
PERMASALAHAN
(1) Ancaman OPT setiap tahun terus terjadi seperti pada Juli 2005, dimana serangan wereng cokelat di pantura jawa telah memporakporandakan sedikitnya 10.644 ha tanaman padi di Kabupaten Cirebon. Seluas 419 ha diantaranya telah dinyatakan puso alias gagal panen (Pikiran Rakyat, Rabu (28/7 2005)). Serangan OPT yang sama juga terjadi di sentra produksi padi Kab. Indramayu. Sedikitnya 8.000 ha tanaman padi terancam terganggu produksinya akibat serangan hama wereng. Menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu (Pikiran Rakyat pada 6 Maret 2006) wereng batang coklat (WBC) merupakan hama kedua yang menyerang dengan ganas terhadap areal pertanian di daerah sentra pangan terbesar Jawa Barat itu. WBC yang sempat absen selama beberapa tahun dan muncul lagi, sedikitnya telah merusak pertanaman padi di areal seluas 571 ha. Serangan hama dan penyakit tanaman padi di beberapa tempat mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Total serangan organisme pengganggu tanaman secara nasional pada periode Januari-Juni 2006 mencapai 135.988 hektar dengan puso 1.274 hektar. Luas serangan ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Luas sawah yang terkena serangan 129.284 hektar pada Januari-Juni 2005. Beberapa jenis hama yang ditemukan antara lain penggerek batang padi (PBP), wereng batang coklat, tikus, dan tungro (Kompas, Selasa 27 Juni 2006).
(2) Perkembangan hama dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur, kelembaban udara relatif dan fotoperiodisitas berpengaruh langsung terhadap siklus hidup, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga (Wiyono, 2007). Berbagai fakta menunjukkan bahwa El-Nino dan La-Nina dapat menstimulasi perkembangan hama dan penyakit tanaman, seperti penggerek batang dan wereng coklat di Jawa Barat dan Jawa Tengah, belalang di Lampung pada MH 1998 dan penyakit tungro di Jawa Tengah, NTB, dan Sulawesi Selatan. Terjadinya anomali musim, yakni masih adanya hujan di musim kemarau juga dapat menstimulasi serangan OPT. Waktu tanam yang tidak serempak dan kondisi cuaca yang tidak menentu juga dapat menjadi pemicu serangan OPT.
(3) Pengaruh kejadian iklim ekstrim sering kali menstimulasi ledakan (outbreak) beberapa hama dan penyakit utama tanaman padi, seperti tikus, penggerek batang, wereng coklat dan tungro. Kejadian El-Nino pada tahun 1997 yang diiringi La-Nina tahun 1998 berdampak pada ledakan serangan hama wereng di beberapa provinsi di Indonesia, terutama di Jawa Barat (Gambar 1). (4) Suhu udara dan kelembaban yang meningkat menyebabkan OPT mudah berkembangbiak. Pada kondisi iklim ekstrim La-Nina, peningkatan kelembabam udara sangat signifikan yang menstimulasi ledakan serangan OPT. Warna putih adalah wilayah yang tidak terserang, warna biru adalah wilayah yang terserang 0 – 99 ha, warna kuning wilayah yang terserang antara 100 – 500 ha dan warna merah adalah dengan wilayah terserang > 500 ha.
ANALISIS MASALAH
(1) Untuk mengurangi dan menanggulangi dampak perubahan iklim terhadap perkembangan dan distribusi OPT serta intensitas serangan OPT terhadap pertanaman, maka diperlukan upaya antisipasi yang tepat. Pemantauan terhadap dinamika serangan OPT yang dikaitkan dengan perubahan iklim merupakan upaya yang perlu direalisasikan sebagai upaya antisipasi. Ploting data kejadian serangan OPT selama 10-20 tahun terakhir dapat dilakukan untuk mempelajari hubungan antara perubahan iklim dengan serangan OPT. Spasialisasi data melalui pemetaan perubahan serangan OPT di wilayah sentra produksi tanaman (pangan) yang rentan pada 10-20 tahun terakhir akan lebih informatif. Berikut adalah sistem informasi geografis serangan wereng batang coklat yang telah dibangun, dengan menampilkan data sebaran luas serangan WBC kecamatan di Kabupaten Karawang, Subang dan Indramayu, pada bulan September 1 tahun 1998.
(2) Identifikasi faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap perkembangan dan distribusi serangan OPT perlu dilakukan. Penetapan faktor iklim yang paling berpengaruh menjadi sangat penting sebagai upaya prediksi serangan OPT di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan model prediksi iklim yang dikaitkan dengan model prediksi serangan OPT. Untuk membangun model tersebut, pembangunan basisdata iklim dan serangan OPT perlu dilakukan.
(3) Mengingat dinamika iklim ekstrim yang semakin meningkat, model prediksi serangan OPT perlu dibangun berdasarkan skenario perubahan iklim, yaitu pada tahun kering (El-Nino), normal dan tahun basah (La-Nina). Hal ini untuk memberikan peluang antisipasi yang lebih akurat serangan OPT di masa yang akan datang.
(4) Untuk menguji akurasi model prediksi, validasi model prediksi perlu dilakukan dengan cara melakukan survei (ground check) di wilayah-wilayah pewakil yang merepresentasikan wilayah sentra produksi tanaman.
MPLIKASI KEBIJAKAN/SOLUSI
(1) Untuk antisipasi serangan OPT di masa yang akan datang, sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibangun. Pembangunan sistem informasi iklim dan serangan OPT menjadi sangat penting. Pengembangan jejaring informasi serangan OPT (pest and diseases forecasting network) perlu dilakukan dan harus menjadi kebijakan yang dikedepankan. Jejaring ini didukung dengan data dan informasi spasial dari citra maupun data dan informasi iklim dari stasiun iklim serta informasi serangan OPT dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang telah dikompilasi di tingkat nasional di Direktorat Perlindungan Tanaman, Ditjen Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.
Sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) bagi petani dan kelompok tani merupakan kegiatan peningkatan kapasitas yang masih sangat relevan untuk dilakukan hingga saat ini. Untuk lebih memberdayakan petani dan kelompok tani dalam mengatasi permasalahan serangan OPT, SLPHT telah ditingkatkan menjadi sekolah lapang iklim (SLI) bahkan berkembang menjadi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLPTT) dan Sekolah Lapang Pertanian.
(2) Untuk operasionalisasi implementasi sistem peringatan dini serangan OPT perlu ditunjang kelembagaan yang tepat dan kuat. Berbagai stakeholder terkait seperti Direktorat Perlindungan Tanaman, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, BKMG, BPTPH, Kelopok Tani dan Pelaku Agribisnis lainnya perlu dilibatkan.
(3) Penelitian dan pengembangan tentang prediksi iklim serta pemodelannya harus terus dilakukan untuk mendukung peningkatan akurasi prediksi serangan OPT di masa yang akan datang.

PUPUK DAN PESTISIDA UNTUK TANAMAN PADI

  Kalau kita rasakan saat ini hambatan para petani padi sangatlah banyak. Rusaknya tanah sehingga menyebabkan miskin hara (unsur hara makro dan mikro) adalah salah satu faktor tersebut. Selain itu serangan hama penyakit padi yang semakin berat dan semakin komplek juga menambah kesulitan petani dalam menanam padi. 

Dimulai dari hama keong mas yang merusak tanaman padi muda, yang mengharuskan kita  untuk menyulami tanaman yang mati. Hama sundep dan beluk (penggerek batang padi) seringkali menurunkan produksi hingga 70 %. Hama wereng juga lebih dasyat lagi, seringkali membuat petani gagal panen (puso). Hama ulat daun dan walang sangit juga nggak mau kalah bersaing dengan hama lain, ikut juga ambil bagian menyerang daun dan bulir yang baru mengisi. Belum lagi penyakit kresek (hawar daun bakteri) yang mampu menurunkan produksi sampai 60 %. Dan akhir akhir ini penyakit blast (penyakit patah leher atau teklik) juga bisa menggagalkan panen. Selain itu masih banyak hama dan penyakit lain yang ikut andil menurunkan produksi padi seperti hama tikus, hama gajur, hama putih palsu, belalang hijau, kepik, orong-orong, penyakit bercak coklat, busuk upih, busuk akar dll.


Kita ketahui bahwa setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang spesifik untuk bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal. Demikian juga dengan tanaman padi, juga membutuhkan unsur hara yang khusus agar bisa membuat anakan yang banyak dan melakukan pengisian bulir dengan maksimal. Selain itu serangan hama dan penyakit pada tanaman padi juga beda dengan tanaman yang lain. Oleh karena itu para petani padi membutuhkan sebuah terobosan baru yaitu sebuah pupuk dan pestisida yang mampu mengatasi berbagai masalah pada tanaman padi, yaitu yang mampu mengatasi kekurangan unsur hara dan bisa mengatasi serangan hama dan penyakit tanaman padi. Sehingga petani tidak perlu pusing atau bingung memilih pestisida dan pupuk yang sangat banyak jenisnya dipasaran.


Berlatar belakang kondisi tersebut maka maspary mencoba memperkenalkan sebuah terobosan baru teknologi khusus untuk tanaman padi. Produk tersebut merupakan kombinasi beberapa bahan pilihan yang memiliki fungsi saling melengkapi sehingga bisa berfungsi sebagai pupuk padi, sebagai pencegah penyakit dan pencegah serangan hama. Sehingga diharapkan dengan menggunakan satu jenis produk saja semua faktor yang bisa menyebabkan penurunan produksi padi bisa diatasi. Penurunan produksi padi bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kekurangan unsur hara atau nutrisi, adanya serangan hama dan adanya penyakit yang menyerang tanaman padi. Jika ketiga faktor penghambat produksi tersebut bisa diatasi dengan satu produk saja otomatis petani tidak perlu repot-repot mencari beberapa pestisida atau pupuk daun dan mencampur sendiri yang kadang kala kurang pas dan tidak tepat sasaran. 


Tidaklah mudah memilih dan memadukan beberapa bahan agar didapat sebuah produk yang mampu meningkatkan produksi padi. Perlu pengkajian dan uji coba berkali-kali sehingga diperoleh sebuah formula pupuk yang bisa berfungsi ganda (bersifat menyuburkan tanaman dan mengendalikan hama penyakit) pada tanaman padi. Jika tanaman padi bisa tumbuh sehat dan subur dapat dipastikan produksinya akan melimpah. Dengan padi sehat maka pengurangan hasil karena serangan hama dan penyakit bisa diminimalisir. Jika tanaman padi subur maka anakan padi akan lebih banyak dan proses pengisian bulir padi menjadi maksimal sehingga diperoleh gabah yang bernas (gabah montok), malai yang pajang dan minim bulir hampanya (sedikit gabah yang gabuk).

Faxin padi adalah sebuah teknologi dengan formula baru. Sebuah produk yang mampu menyuburkan tanaman sekaligus mampu mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi. Adapun kelebihan dari Faxin padi adalah :

  1. Kandungan sulfur yang tinggi jika disemprotkan akan membuat tanaman padi menjadi memiliki ketahanan dari dalam terhadap serangan hama dan penyakit (FAXIN PADI berfungsi sebagai bioprotektor). Selain itu sulfur juga berfungsi untuk memperbanyak jumlah anakan padi dan untuk memaksimalkan pengisian bulir.
  2. Faksin padi mengandung repellent agen yang berfungsi sebagai penolak hama sehingga hama wereng, penggrek batang, ulat daun, putih palsu, walang sangit dll  tidak mau mendekat (FAXIN PADI berfungsi sebagai insektisida)
  3. Faxin padi dilengkapi dengan fungi dan bakteri protektor, sehingga mampu mencegah penyakit tanaman padi seperti blast, busuk upih, kresek, patah leher dll (FAXIN PADI berfungsi sebagai fungisida dan bakterisida)
  4. Faxin padi mengandung unsur hara makro dan mikro. Sehingga membuat tanaman padi tumbuh subur, beranak banyak dan memiliki bulir padi yang bernas. (FAXIN PADI berfungsi sebagai pupuk daun)
  5. Faxin padi juga dilengkapi dengan zat perekat dan perata sehingga lebih stabil dilapangan (tidak mudah tercuci oleh air hujan) dan lebih mudah diserap oleh tanaman. 


 FAXIN  PADI





Sedia payung sebelum hujan, jangan menunggu ada serangan hama penyakit parah baru disemprot. Agar tanaman padi kita tumbuh subur dan aman dari berbagai gangguan serangan hama dan penyakit maka sebaiknya segera beri perlindungan dengan FAXIN PADI. Karena selain menyuburkan tanaman FAXIN PADI juga mampu menjegah hama dan penyakit berikut:
     


    Hama wereng (wereng coklat dan wereng hijau)






    Hama Sundep dan beluk (penggrek batang)








    Hama ulat daun (hama putih, putih palsu, pelipat daun dll)







    Hama walang sangit











      Penyakit kresek (hawar daun bakteri)

     

    Penyakit bercak daun padi



    Penyakit hawar pelepah (busuk pelepah)


    Penyakit blast (patah leher atau busuk malai)






     

    Penyakit busuk gabah 

    Cara aplikasi Faxin padi sangat mudah. Semprotkan faxin padi secara merata di daun dan batang padi saat dipesemain, lalu diteruskan penyemprotan pada saat padi umur 15, 30, 45, 60 dan 75  hari setelah tanam. Penyemprotan dengan konsentrasi 3-4 gr/ liter air atau 3-4 sendok/ tangki.

    Minggu, 19 November 2017

    Obat Busuk Batang Pada Tanaman Padi Amistartop320SC


    Obat busuk batang pada tanaman padi. Amistar Top 325SC tidak cuma mengobati busuk batang pda tanaman padi, juga berguna untuk mengobati Hawar pelepah bahasa gaul nya Rhizoctinia solani, Bercak daun, penyakit blas, Tentu nya meningkatkan hasil panen tanaman padi.

    Amistar Top 325SC adalah obat pertanian fungisida+zpt memiliki bahan aktif azoksistrobin 200g/l + difenokonazol 125g/l Fungisida sistemik dan juga zat pengatur tumbuhberbentuk pekat suspensi berwarna kunig muda untuk mengendalikan penyakit meningkatkan kualitas dan hasil panen

    pada tanaman bawang merah, padi jeruk, kakao, jarak, kedelai, gobis, kelapa sawit,kopi semangka, tembakau, tomat dan padang rumput gol

    Amistar Top fungisida untuk tanaman padi

    Peringatan bahaya :

    terkena kulit dapat menyebabkan sensitisasi jauhkan dari jangkauan anak-anak orang-orang yang tidak berkepentingan obat ini sangat berbahaya jauhkan dari perikana hewan peliharaan peternakan atau saluran kubur kemasan dalam tanah sekurang-kurang nya 0,5meter setelah habis di gunakan.

    Untuk harga per kemasan obat pertanian Amistart Top 325SC sebagai berikut :
    Amistartop 50 ml : Rp
    Amistartop 250ml : Rp 
    [Harga bisa berubah setiap saat dan di setiap tempat
    Untuk takaran dan dosis pengobatan bisa langsung di baca dalam label 

    Ada Apa di Balik Krisis Pertanian?

    ”Karyawan pada Jalur Telepon Petani Stres dilatih untuk membantu Anda mengatasi stres pertanian. Kami adalah petani dan mantan petani—sama seperti Anda—dan kami mengerti tantangan yang dihadapi keluarga pedesaan. Kami dapat menghubungkan Anda dengan orang yang dapat membantu. . . . Semua percakapan telepon bersifat konfidensial.”—Dari sebuah situs Web pemerintah Kanada.
    STRES kini diakui oleh banyak pakar kesehatan sebagai bahaya pekerjaan pertanian. Untuk membantu para petani menanggulanginya, ada psikolog klinis yang berspesialisasi pada stres pertanian, yang menawarkan layanan sebagai kelompok pendukung dan sambungan-khusus stres bagi komunitas pertanian.
    Jane, istri seorang petani, menghadiri suatu sesi kelompok konseling Kamis malam. ”Saya datang karena suami saya bunuh diri,” jelas Jane. ”Impiannya sejak dulu ialah mengolah lahan pertanian keluarga, dan saya kira jika ia tidak dapat melakukan itu, ia tidak mau melakukan apa pun yang lain.”
    Banyak orang memperhatikan peningkatan luar biasa dalam jumlah petani yang mencari kelegaan dari stres. Sebenarnya, ada apa di balik krisis yang dihadapi banyak petani?
    Bencana Alam dan Penyakit
    Situs Web pemerintah yang dikutip di awal menyatakan, ”Sifat dasar pekerjaan pertanian berarti bahwa sebagian besar kehidupan sehari-hari Anda—cuaca, harga pasar, tingkat suku bunga, peralatan yang rusak—tidak di bawah kendali Anda. Bahkan memilih antara dua hal seperti tanaman yang mana untuk ditanam atau memilih antara menjual tanah [versus] mengalihkannya kepada rentenir dapat menciptakan stres, karena hasilnya bisa positif atau negatif.” Apabila faktor-faktor ini diperparah oleh ancaman musim kering atau penyakit atau kehilangan ladang, stresnya bisa tak tertanggulangi.
    Musim kering, contohnya, bisa menjadi pedang bermata dua. Petani Howard Paulsen menjelaskan bahwa musim kering tahun 2001, salah satu yang terburuk dalam sejarah Kanada, mengimbas panenan dan ternaknya. Tanpa padang rumput untuk merumput atau panenan untuk dituai, makanan hewan harus dibeli. ”Saya sudah membelanjakan 10.000 dolar Kanada untuk pakan ternak dan kini saya memberi mereka pakan yang seharusnya digunakan pada musim dingin,” katanya. ”Jika Anda mulai melakukan itu, memelihara ternak pun tidak ada untungnya.” Di wilayah lain, banjir telah menghancurkan banyak lahan pertanian—merusak seluruh panenan.
    Merajalelanya penyakit kaki-dan-mulut di Inggris pada tahun 2001 hanyalah rangkaian problem terbaru yang dialami para petani Inggris, termasuk penyakit sapi gila dan demam babi. Penyakit ini—dan rasa takut yang ditimbulkannya pada publik—tidak sekadar menimbulkan kerugian ekonomi. Agence France-Presse melaporkan, ”Orang-orang desa yang kekar, bukan tipe orang yang cengeng, tampak terisak seraya mereka mengamati dokter hewan pemerintah menumpukkan ternak yang telah mereka pelihara seumur hidup ke atas tumpukan kayu yang menyala-nyala.” Menyusul merebaknya penyakit sapi ini, polisi bahkan mulai menyita senapan berburu dari para petani yang tampaknya bakal bunuh diri. Layanan-layanan konseling dibanjiri telepon dari para petani yang cemas.
    Ketidakstabilan Ekonomi
    Ada juga perubahan dramatis dalam panggung ekonomi. ”Antara tahun 1940 dan pertengahan 1980-an,” bunyi sampul belakang buku Broken Heartland, ”biaya produksi pertanian di Daerah Utama Amerika melonjak tiga kali lipat, pembelian modal melonjak empat kali, pembayaran bunga melonjak sepuluh kali lipat, keuntungan turun 10 persen, jumlah petani berkurang dua pertiga, dan hampir setiap komunitas pertanian kehilangan populasi, bisnis, dan stabilitas ekonomi.”
    Mengapa keuntungan tidak mengimbangi biaya yang membubung? Dalam komunitas global dewasa ini, para petani dipengaruhi oleh kekuatan pasar internasional. Dengan demikian, para petani harus bersaing dengan produsen makanan yang jauhnya ribuan kilometer. Memang, perdagangan internasional juga telah membuka pasar baru untuk barang-barang pertanian, tetapi pasar global bisa sangat labil. Contohnya, pada tahun 1998, beberapa produsen biji-bijian dan babi di Kanada menghadapi kebangkrutan ketika pelanggan mereka di Asia menderita kemunduran ekonomi.
    Hilangnya Komunitas
    Profesor Mike Jacobsen dari University of Iowa, yang berspesialisasi pada permasalahan pedesaan, mengamati bahwa krisis pertanian juga merupakan krisis komunitas pedesaan. Ia mengatakan, ”Desa-desa pertanian adalah tempat yang tepat bagi anak, bersih, tempat Anda ingin menikah dan membesarkan anak-anak Anda. Sekolah-sekolahnya cukup bersahaja. Aman. Itu gambarannya, bukan? Nah, status ekonomi desa-desa ini sangat bergantung pada jumlah lahan pertanian kecil milik keluarga di daerah sekitarnya.” Alhasil, krisis pertanian juga tampak dari ditutupnya rumah sakit, sekolah, restoran, kios, dan gereja di desa-desa pertanian. Salah satu pesona terbesar kehidupan masyarakat petani, komunitasnya yang terjalin erat, sedang raib.
    Maka, tidak mengherankan bahwa menurut majalah Newsweek, hampir 16 persen orang Amerika di pedesaan berada di bawah garis kemiskinan. Dalam laporannya ”The Rural Crisis Downunder”, Geoffrey Lawrence menulis bahwa di Australia, ”tingkat pengangguran, pengangguran terselubung, dan kemiskinan, jauh lebih tinggi di daerah pedesaan daripada di kota”. Ketidakstabilan ekonomi telah memaksa banyak keluarga—terutama orang yang lebih muda—pindah ke kota. Sheila, yang mengolah lahan pertanian bersama keluarganya, bertanya, ”Sejauh mana hal ini dapat berlanjut sebelum kita kehabisan orang yang mau mengolah tanah?”
    Karena eksodus generasi-generasi yang lebih muda ke kota, populasi banyak desa pertanian terlihat hanya berupa orang-orang lansia. Komunitas ini tidak hanya telah kehilangan kekuatan anak mudanya, tetapi juga ketersediaan dukungan bagi yang lansia—sering kali sewaktu pemeliharaan ini paling dibutuhkan. Tidak heran, banyak penduduk lansia merasa bingung dan takut oleh perubahan pesat ini.
    Oleh karena itu, krisis pertanian berdampak menghancurkan dan berjangkauan luas. Hal itu mempengaruhi kita semua. Meskipun demikian, sebagaimana yang akan diperlihatkan dalam artikel berikut, ada alasan untuk percaya bahwa krisis pertanian akan berakhir.
    [Kutipan di hlm. 6]
    Dalam masyarakat global dewasa ini, para petani tunduk kepada tekanan pasar internasional
    [Kutipan di hlm. 6]
    ”Sejauh mana hal ini dapat berlanjut sebelum kita kehabisan orang yang mau mengolah tanah?”
    [Kotak/Gambar di hlm. 7]
    PERTANIAN ORGANIK
    Makanan organik semakin disukai. Pasar eceran makanan organik di Kanada sedang meningkat pada taraf sekitar 15 persen setiap tahun.
    Apa makanan organik itu? Sebuah laporan oleh Departemen Pertanian, Makanan, dan Pengembangan Pedesaan Alberta mendefinisikannya sebagai ”makanan yang dihasilkan di bawah sistem produksi yang, selain menghindari bahan kimia sintetis, juga mempromosikan kesehatan tanah, keanekaragaman hayati, perawatan rendah stres untuk hewan dan praktek-praktek yang ramah lingkungan”.
    Hal ini, kata para petani organik, bertentangan dengan produksi makanan melalui kegiatan pertanian komersial yang besar. ”Keberadaan lahan-lahan pertanian yang sangat besar melahirkan suatu tren untuk menanam satu jenis tanaman secara besar-besaran, dengan hasil yang besar diproduksi melalui mekanisasi intensif serta pestisida dan pupuk buatan secara berlebihan,” tulis Katharine Vansittart dalam Canadian Geographic. ”Selain residu yang dapat ditinggalkan zat kimia semacam itu pada makanan, kandungan nutrisi merosot sewaktu hasilnya dipetik sebelum matang, yang memang diperlukan karena hasil itu harus menempuh perjalanan jarak jauh untuk mencapai pasarnya. Untuk memastikan agar panenan tiba secara utuh di tujuannya, panenan itu juga bisa diberi gas kimiawi, dilapis lilin, atau diradiasi dengan produk sampingan nuklir.”
    Siapa yang membeli makanan organik? Laporan dari Alberta tersebut mengatakan bahwa para pembeli ”berkisar dari kaum remaja yang sadar kesehatan, kaum ibu yang peduli, hingga para baby boomer yang menua. . . . Mereka bukan lagi sekadar stereotip kaum hippie tahun enam puluhan”.
    Akan tetapi, tidak semua orang yakin bahwa makanan organik lebih baik. Canadian Geographic menyatakan, ”Harga makanan organik yang umumnya lebih tinggi menyebabkan orang-orang yang skeptis mempertanyakan nilainya tanpa hasil riset ilmiah untuk membuktikan faedahnya. Yang lain mengkhawatirkan sistem makanan standar ganda yang mengucilkan orang miskin.” Para pendukung makanan organik berargumen bahwa perubahan dalam pola makan, pemasaran, dan pengiriman dapat membuat makanan organik tersedia bagi setiap orang, tidak soal keadaan ekonomi mereka. Mengingat begitu beragamnya opini dan data ilmiah, debat mengenai makanan organik tampaknya tidak akan segera mereda.
    [Kotak/Gambar di hlm. 8]
    PESTISIDA—DILEMA PETANI
    Hama dan penyakit tanaman di beberapa bagian dunia telah merusak hingga 75 persen bakal panenan. Solusinya yang pasti ialah menanam lebih banyak tanaman. Surat kabar Globe and Mail melaporkan, ”Para petani Kanada telah mencoba untuk berada di depan dalam persaingan dengan mengadopsi metode produksi yang dirancang untuk meningkatkan hasil, sehingga lebih banyak yang bisa mereka jual.” Namun, Terence McRae dari biro lingkungan Kanada memperingatkan, ”Banyak perubahan ini telah meningkatkan potensi risiko lingkungan karena pertanian.”
    Bagaimana dengan penggunaan pestisida? Ini juga menciptakan dilema bagi para petani, karena perdebatan masih panas mengenai keefektifan pestisida dan risiko-risikonya terhadap kesehatan. Suatu laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia mengakui bahwa racun dan risiko kebanyakan pestisida masih belum sepenuhnya diketahui. Bahaya-bahaya laten kemungkinan menumpuk seraya pestisida melewati rantai makanan. Hewan memakan tumbuh-tumbuhan yang disemproti pestisida. Selanjutnya, manusia mengkonsumsi hewan.
    [Keterangan]
    USDA Photo by Doug Wilson

    Menjawab sindiran Jokowi: Mengapa banyak lulusan pertanian kerja di bank?

    jokowiHak atas fotoAFP/BIRO PERS SETPRES
    "Mahasiswa lulusan IPB banyak yang kerja di bank. Terus yang ingin jadi petani siapa?" sindir Presiden Joko Widodo dalam Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) ke-54 di Bogor, Rabu (06/09).
    Jokowi mengaku punya data bahwa 'banyak direksi perbankan BUMN yang (berasal) dari IPB'. Padahal, menurutnya, sarjana lulusan pertanian diperlukan untuk tetap fokus di sektor tersebut, untuk mengembangkan pertanian di Indonesia.
    Lalu mengapa banyak lulusan pertanian yang 'pindah haluan'?
    Menurut pakar pertanian yang juga merupakan dosen IPB, Dwi Andreas, 'fenomena' ini terjadi karena "(sektor pertanian) tidak mendatangkan pendapatan yang memadai."
    Berdasarkan datanya, 'hanya delapan persen' generasi muda di bawah 35 tahun yang berkecimpung di dunia pertanian.
    petaniHak atas fotoAFP
    Image captionProfesi sebagai petani kerap diklaim tidak menguntungkan secara finansial.
    Dia mengindikasikan banyaknya lulusan pertanian yang bekerja di sektor lain, juga dipicu oleh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sendiri.
    "Lulusan tidak tertarik ke dunia pertanian karena alasan pendapatan. Pendapatan tidak memadai karena pemerintah menginginkan harga produk pertanian yang rendah, sehingga pendapatan petani terus menurun. Alhasil tidak menarik lagi baik kaum muda," tegasnya.

    'Tidak hanya bertani'

    Alasan kurang 'basahnya' profesi di bidang pertanian, peternakan dan perikanan, juga diutarakan salah satu lulusan IPB, Alvon.
    Lulus dari fakultas perikanan dan kelautan, dan sempat bekerja di sebuah tambak udang di Lampung, Alvon kemudian memutuskan banting setir, pindah ke sektor IT dan telekomunikasi.
    "Saat itu masih idealis. Dulu saya lihat potensi kelautan itu tinggi, tapi ternyata potensi ini lama-lama berkurang... Mau nggak mau tuntutan untuk harus punya duit lah, penghasilan lah, memicu untuk coba cari pekerjaan lain," katanya kepada BBC Indonesia, Rabu (06/09).
    bankHak atas fotoGETTY IMAGES
    Image captionDunia perbankan disebut Presiden Jokowi kerap menjadi lahan idaman lulusan pertanian.
    Dosen IPB Dwi Andreas menyebut, salah satu cara untuk membuat para lulusan untuk tetap setia dengan apa yang mereka pelajari di kampus, adalah dengan mengubah citra bahwa sektor pertanian, peternakan dan perikanan, 'juga bernilai ekonomi tinggi'.
    "Pertanian itu tidak hanya terjun langsung bercocok tanam, tapi juga ada sektor di luar sawah-ladang, yang lebih menjanjikan (secara finansial); misalnya di penggilingan, peningkatan kualitas produk dan pemasaran."
    pemikirHak atas fotoGETTY IMAGES
    Image captionPakar pertanian menyebut seorang sarjana lebih dituntut menjadi 'pemikir' bukan 'pekerja kasar'.
    Lebih jauh lagi dia menekankan bahwa sarjana pertanian sebenarnya dituntut untuk lebih menjadi pemikir, perencana pertanian yang mampu mengorganisasi dan berinovasi, bukan dalam taraf mempraktikkan.
    "Yang bercocok tanam langsung itu mereka yang diploma," tuturnya.

    'Mengapa bersempit-sempit di kantor?'

    Heru Mufti adalah salah satu lulusan pertanian yang memilih tetap berkecimpung di sektor yang dipelajarinya saat masih berkuliah itu. Sejalan dengan pernyataan Dwi Andreas, dia memilih sektor di luar kerja sawah-ladang.
    pupukHak atas fotoABEJA TANI
    Image captionDwi Andreas menilai bekerja di pertanian tidak harus terjun langsung ke sawah atau ladang.
    Lulus dari jurusan agribisnis Universitas Padjajaran, enam tahun lalu, Heru langsung membuka usaha penjualan pupuk, bibit dan pestisida di kampung halamannya, Payakumbuh, Sumatera Barat.
    "Sebanyak 70% lulusan jurusan saya itu, tidak ada yang kerja di pertanian. Kebanyakan di bank... Saya merasa banyak teman saya yang gengsi kerja di pertanian. Lalu saya putuskan mengapa harus ikut orang lain? Saya milihnya out of the box...," katanya kepada BBC Indonesia, Rabu (06/09).
    Heru mengungkapkan meskipun target pasar dagangannya hanya petani, "tetapi mereka selalu butuh (pupuk, bibit, pestisida). Dari segi ekonomi (penghasilan saya sekarang) lebih bagus daripada bekerja di bank."
    Melalui empat buah toko produk pendukung taninya di seputaran Payakumbuh, Heru bisa memperoleh omzet fantastis Rp1,5 miliar per bulan. "Nanti segera nambah satu toko baru lagi," tambahnya.
    heruHak atas fotoABEJA TANI
    Image captionHeru Mufti (paling kiri) mengaku bergerak di pertanian juga bisa sangat menguntungkan.
    Dia meminta agar lulusan pertanian untuk "lebih membuka pikiran dan wawasan, bahwa dunia pertanian itu sangat luas dan bisa menghasilkan uang yang banyak."
    "Indonesia punya tanah yang subur dan tanah yang luas, mengapa kita harus bersempit-sempit di perkantoran?" pungkas Heru.

    TREN BUAH TAHUN 2017-2018

    Untuk menjadi petani buah yang tangguh, tidak boleh hanya latah atau ikut-ikutan saja. Petani tidak boleh hanya mengikuti tren pasar saja. K...